Bagaimana anda survive ? Digaji dengan angka tertentu,
padahal bisa bekerja lebih baik dan lebih bernilai. Ataukah, membangun usaha di
mana anda sendirilah yang mengukur berapa yang harus anda raih untuk usaha anda.
Untuk kita mahasiswa yang masih belum merasakan dunia kerja,
bukan hal yang salah apabila kita mengharapkan kerjaan dengan gaji yang tinggi
setiap bulan. Dalam bayangan kita mendapatkan pekerjaan dengan gaji tinggi akan
menjamin kehidupan kita sampai tua nanti, akan tetapi apakah kita pernah
merenung tentang berapa uang yang bisa kita sisihkan setiap bulannya untuk
liburan bersama keluarga kita atau berapa uang yang bisa kita tabung setiap
tahunnya untuk pendidikan anak kita nanti? cobalah untuk berwirausaha, karena
dengan berwirausaha kita akan mampu menciptakan kebebasan. Kebebasan apa saja
yang akan kita dapatkan saat sudah berhasil menjadi wirausaha yang sukses ? ini
dia jawabannya :
1.
Kebebasan Finansial
Dengan menjadi wirausaha yang sukses bukan
tidak mungkin jika kita mempunyai omset yang mencapai angka jutaan,ratusan juta
atau bahkan miliaran dalam setiap bulannya. Dengan omset yang tinggi itu kita
lebih mempunyai kemampuan tinggi dalam mencukupi kebutuhan kita dan keluarga
kita nantinya. Kita bisa mempunyai rumah idaman, kendaraan pribadi dan tabungan
untuk hari tua. Secara otomatis kita menciptakan kebebasan finansial bagi diri
kita dan keluarga kita.
2.
Kebebasan Waktu
Seperti yang kita ketahui dengan
berwirausaha kita dapat mempunyai banyak waktu untuk keluarga tanpa bergantung pada jam kerja .
Saya akan memberikan contoh pengusaha yang mempunyai usaha
dalam negeri.
LIEM SIOE LIONG (SOEDONO SALIM)
Membangun Kerajaan
Dagang Dunia
Liem Sioe Liong
yang mulai mengenal Indonesia pada usia 20 tahun, lebih kurang 45 tahun lalu,
mengatakan, “Anda harus dilahirkan di tempat dan waktu yang benar.” Dan,
Anthony Salim, putranya yang bernama kelahiran Liem Fung Seng, ikut berkomentar
kepada majalah yang sama. “Jika anda ingin menangkap seekor ikan, pertama-tama
anda harus membeli umpan.”
Kalimat pendek
yang cenderung merupakan ungkapan dalam sastra Indonesia itu, sebenarnya
gambaran prinsip mereka berdagang di Indonesia sampai merembes ke kancah
Internasional. Dengan grup yang ia pimpin, Soedono Liem Salim memulai usahanya
bersama kakaknya Liem Sioe Hie dengan membantu paman mereka berdagang minyak
kacang di Kudus-Jawa Tengah. Anak kedua dari tiga bersaudara ini bisa menggaji
25 ribu tenaga kerja. Dari Eksekutif Senior sampai sopir truk yang jumlahnya
tak kurang dari 3000 armada termasuk pengangkut semen perusahaan Liem Cs.
Terkaya di Indonesia , memiliki 40
perusahaan , liem sioe liong dengan para kamradya menghasilkan omset bsnis tak
kurang dari U$$ 1 milyar setahun. Konon kekayaan pribadi liem sendiri,ada yang
menyebut , sekitar U$$ 1,9 miliar = RP 1,2 triliun .
Di kalangan pedagang tionghoa Indonesia terkenal dengan sebutan “liem
botak “. Sejarah Liem Sioe Liong (60 tahun) dimulai di sebuah pelabuhan kecil
Fukien di bilangan Selatan Benua Tiongkok. Disanalah ia dilahirkan pada tahun
1918. Kakaknya yang tertua Liem Sioe Hie, kini berusia 77 tahun. Sejak tahun
1922 telah lebih dulu beremigrasi ke Indonesia, yang waktu itu masih jajahan
Belanda, kerja Di sebuah perusahaan pamannya di kota Kudus. Ditengah
hiruk-pikuknya usaha ekspansi Jepang, ke Pasifik, dibarengi dengan dongeng
harta karun kerajaan-kerajaan Eropa di Asia Tenggara, maka pada tahun 1939,
Liem Sioe Liong mengikuti jejak abangnya yang tertua. Dari Fukien, ia berangkat
ke Amoy, tempat bersandar sebuah kapaldagang Belanda yang membawanya
menyeberangi laut Tiongkok. Sebulan kemudian, ia sampai di Indonesia. Sejak
dulu, kota Kudus sudah terkenal sebagai pusat pabrik rokok kretek, yang sangat
banyak membutuhkanbahan baku tembakau dan cengkih. Dan sejak zaman revolusi
Liem Sioe Liong sudah terlatih menjadi supplier cengkeh, dengan jalan
menyelundupkan bahan baku tersebut dari Maluku, Sumatera, Sulawesi Utara
melalui Singapura untuk kemudian melalui jalur-jalur khusus penyelundupan
menuju Kudus. Sehingga tidak heran dagang cengkih merupakan salah satu pilar
utama bisnis Liem Sioe Liong pertama kali, disamping sektor tekstil. Dulu ia
juga banyak mengimpor produksi pabrik tekstil murahan dari Shanghai.
Untuk melicinkan semua usahanya di bidang
keuangan, Liem Sioe Liong punya beberapa buah bank seperti Bank Windu Kencana
dan Bank Central Asia. Di tahun 1970-an Bank Central Asia ini telah tumbuh
menjadi bank swasta kedua terbesar di Indonesia dengan total aset sebesar US$
99 juta.
Salah satu peluang besar yang diperoleh
Liem Sioe Liong dari Pemerintah Indonesia adalah dengan didirikannya PT
Bogasari pada bulan Mei 1969 yang memonopoli suplai tepung terigu untuk
Indonesia bagian Barat, yang meliputi sekitar 2/3 penduduk Indonesia, di samping
PT Prima untuk Indonesia bagian Timur. Hampir di setiap perusahaan Liem Sioe
Liong, ia berkongsi dengan Djuhar Sutanto alias Lin Wen Chiang yang juga
seorang Tionghoa asal Fukien.
Bogasari sebuah perusahaan swasta yang
paling unik di Indonesia. Barangkali hanya Bogasarilah yang diberikan fasilitas
pelabuhan sendiri oleh pemerintah. Kapal-kapal raksasa dalam hubungan
perteriguan bisa langsung merapat ke pabrik.
Begitu perkasanya Liem Sioe Liong di
bidang perekonomian Indonesia dewasa ini, mungkin menjadi titik tolak majalah
Insight, Asia`s Business Monthly terbitan Hongkong dalam penerbitan bulan Mei
tahun ini, menampilkan lukisan karikaturnya berpakaian gaya Napoleon Bonaparte.
Dadanya penuh ditempeli lencana-lencana perusahaannya. Perusahaan holding
company-nya bernama PT Salim Economic Development Corporation punya berbagai
macam kegiatan yang dibagi-bagi atas berbagai jenis divisi; masing-masing
adalah: (!) divisi perdagangan, (2) divisi industry, (3) divisi bank dan
asuransi, (4) divisi pengembangan (yang bergerak di bidang hasil hutan dan
konsesi hutan), (5) divisi properti yang bergerak di bidang real estate,
perhotelan, dan pemborong, (6) divisi perdagangan eceran dan (7) divisi joint
venture. Setiap divisi membawahi beberapa anak perusahaan raksasa, berbentuk
perseroan-perseroan terbatas.
Berbagai kemungkinan untuk lebih
mengembangkan lajunya perusahaan sekalipun tidak akan meningkatkan permodalan,
seperti go-public di pasar saham Jakarta, dilangsungkan group Soedono Liem
Salim dengan gencar. Halangan maupun isu bisnis yang mengancam perusahaannya,
tampak tak membuat Liem cemas. Seperti katanya kepada Review, “Jika anda hanya
mendengarkan apa yang dikatakan orang, anda akan gila. Anda harus melakukan apa
yang anda yakini.” Bermodal kalimat pendeknya itu pulalah mengantar Liem Sioe
Liong muda di Kudus yang juga terkenal sebagai Lin Shao Liang menjadi Soedono
Salim si Raja Dagang Indonesia.
Berikut ini adalah beberapa logo
perusahaan yang didirikan loeh Soedono Salim:
Demikian kisah inspiratif yang
kami ulas pada kesempatan kali ini. Semoga dapat menjadi motivasi bagi anda
yang ingin menjadi pengusaha.